Asesmen formatif berfungsi sebagai instrumen diagnostik yang tak ternilai. Tujuannya bukan sekadar evaluasi akhir, melainkan untuk memahami penguasaan siswa secara mendalam dan menjadi komponen yang melekat dalam proses pembelajaran untuk mendukung pertumbuhan.
(Zhan dkk., 2023; Nusantara dkk., 2025)
Siswa dapat segera mengidentifikasi area spesifik yang memerlukan perbaikan, memungkinkan mereka mengarahkan upaya belajar secara lebih terfokus dan mandiri.
(de la Torre, 2009; Ghiasian dkk., 2025)
Guru dapat secara responsif menyesuaikan metode pengajaran, strategi instruksional, dan bahkan konten kurikulum berdasarkan wawasan diagnostik yang kaya.
(Boussakuk dkk., 2021; Richter & Kickmeier-Rust, 2025)
Melalui umpan balik yang relevan dan tepat waktu, asesmen formatif secara efektif menutup celah antara pemahaman aktual siswa dan tingkat penguasaan yang diinginkan, sehingga mendorong siklus refleksi dan perbaikan berkelanjutan.
(Ackermans dkk., 2021; Hornos dkk., 2024; Mohd Noordin dkk., 2023)